Sabtu, 28 September 2013

Papeda, si kenyal yang enak


Pernah menyantap “papeda”?. Papeda adalah makanan khas Masyarakat di Timur Indonesia khususnya Papua. Sedangkan  kalian yang sama sekali belum pernah menyantap lezatnya Papeda, pernah dengar sih tapi belum pernah melihat seperti apa  bentuk papeda? bagaimana rasanya? Mungkin kalian bisa membayangkan lem yang teksturnya lengket . Seperti itulah bentuk papeda. Unik kan. Namanya mirip ‘sepeda’ sedangkan bentuknya mirip ‘lem’ lalu bagaimana dengan rasanya? Rasanya tentu enak dong. :D

Papeda terbuat dari tepung sagu yang berasal dari tanaman sagu dengan nama latin Metroxylon Sp.  Manfaat sagu diantaranya yaitu sebagai sumber karbohidrat yang digunakan untuk mengganti beras, dapat mengatasi pengerasan pada pembuluh darah, mengatasi sakit pada ulu hati serta membantu mengatasi perut kembung. Selain itu penganan yang berasal dari sari pati umbian ini juga bermanfaat untuk menekan kecepatan kadar glukosa dalam darah sehingga bagi mereka yang menderita diabetes melitus sangat aman mengkonsumsinya. Serat yang terdapat didalamnya berperan untuk pre-biotik, menjaga mikroflora usus, meningkatkan kekebalan tubuh, mengurangi resiko terjadinya kanker usus, mengurangi resiko terjadinya kanker paru-paru, mengurangi kegemukan atau obesitas serta memperlancar BAB (Buang Air Besar)

                                                                        pohon sagu

Di Papua memang terdapat banyak pohon sagu sehingga wajar jika makanan khasnya adalah papeda. Oleh sebagian masyarakat Papua yang tinggal di pesisir malah menjadikan Papeda sebagai makanan pokok mereka. Selain di Papua, sebagian masyarakat Maluku juga mengkonsumsi Papeda, begitupun dengan beberapa daerah di Sulawesi Selatan  yaitu daerah Luwu (Kota Palopo, Kabupaten Luwu, Luwu Utara, Luwu Timur) yang mengenal Papeda dengan nama “Kapurung”. Meski terbuat dari bahan yang sama namun jelas penyajian papeda dan kapurung berbeda. Kapurung dihidangkan dengan campuran  tepung sagu yang sudah diolah, lauk dan sayur dalam satu tempat sedangkan papeda disajikan terpisah serupa menyajikan nasi. 
 
Mengenai cara pembuatan papeda, sebenarnya  kelihatan mudah memang namun tidak semua orang bisa melakukannya. Jika sampai salah menakar, papeda yang dihasilkan akan  terlalu cair. Tepung sagu yang dipilih utuk membuat papeda pun harus yang baik, karna dapat menentukan kualitas papeda itu sendiri. Buat yang tertarik ingin membuat makanan khas Papua, Silahkan mencoba resep papeda
Bahan :  100 gr tepung sagu
-                                 1000 cc air
-                                 ½ sdt garam
-                                  ½ sdt gula
Cara Membuat :
1.       Cairkan  tepung sagu dengan 300 cc air, tempatkan di panci.
2.       Tambahkan garam dan gula.
3.       Didihkan sisa air, 700 cc.
4.       Tuang air mendidih tadi ke dalam panci yang berisi larutan sagu. 
5.       Aduk sehingga sagu matang merata dan berwarna putih bening. Papeda dikatakan sudah matang jika sudah berwarna bening jika masih belum merata matangnya adonan bisa dimasak di atas api kecil sambil terus diaduk
6.       Jika sudah bening angkat dan sajikan hangat



                                                                 papeda dan kuah kuning
 
Seperti nama dan bentuknya yang unik cara mengambil papeda dari tempatnya untuk  dipindahkan ke piring termasuk unik. Tidak seperti mengambil nasi, untuk mengambil papeda ini memerlukan cara tersendiri, bagi yang tidak biasa memang cukup sulit. Sebab tidak bisa menggunakan satu sendok seperti mengambil kuah dari wadahnya karena lengket dan licin. Sehingga biasanya papeda ‘digulung’ berulang-ulang dengan dua belah ’sumpit’ bambu hingga terpisah dari gumpalan papeda utama untuk dipindahkan ke piring makan. Tidak kalah unik, menyantap papeda pun memiliki cara berbeda dari makanan pada umumnya. Banyak orang yang tidak biasa, mungkin berpikir untuk menggunakan sendok. Memang tidak ada yang melarang, namun bagi penduduk asli papua tidak akan menggunakan cara tersebut. Sebab papeda yang siap disantap akan ia “disedot” perlahan-lahan dari ujung (pinggir) piring, sambil meminum kuah ikan kuning. Aneh ya ? Tapi itulah cara ‘unik’ mereka menyantapnya.
 Jika kalian belum pernah mencicipi makanan khas papua ini, pada awalnya pasti akan merasa ‘geli’ dan rasanya agak aneh di lidah karena bentuk papeda yang lengket dan kenyal. Sehingga kalian memang butuh penyesuaian memakannya Apalagi cara makannya pun tak dikunyah terlebih dahulu melainkan cukup rasakan teksturnya dengan lidah dan langsung ditelan. Sensasinya luar biasa. 

Keunikan lain, untuk dapat menikmati rasa papeda yang begitu lezat maka kalian harus menyantapnya ketika masih dalam keadaan hangat sebab jika sudah dingin rasanya menjadi tidak lembek dan kenyal lagi. Mulai dari nama, bentuk, cara penyajian, cara pengambilan hingga rasa papeda benar-benar unik kan. Penasaran dengan keunikan makanan Khas Papua ini, bagi kalian yang sempat berkunjung ke daerah Papua jangan lewatkan menu makanan yang satu ini.  

Pantai Base-G Jayapura

Di Jayapura ada sebuah pantai yang terkenal sejak dulu. Pantai ini bernama pantai Base-G. Pantai Base-G terletak di balik Tanjung Kayu Batu. Nama pantai ini diberikan oleh tentara sekutu dimasa pimpinan Jenderal Mc Arthur yang dulu membangun pangkalan di Jayapura di masa perang dunia II. Sekedar informasi pantai ini telah menjadi primadona di Jayapura dari jaman dulu. Pantai ini adalah pantai pasir putih di Jayapura yang letaknya yang strategis serta menghadap langsung ke Samudera Pasifik. Namun untuk masuk ketempat wisatanya, kita harus mengeluarkan biaya retribusi yang tidak sedikit. Hal ini dikarenakan untuk membayar uang masuk yang dihitung per-kepala serta biaya parkir yang kadangkala diminta oleh warga setempat. Pantai ini sempat hilang pamor karena selain banyaknya retribusi yang harus dibayarkan, juga sempat saat terjadi penembakan misterius terhadap bule asal Eropa bulan Juni tahun 2012 kemarin, yang kemudian diikuti oleh penembakan misterius lainnya di seluruh kota Jayapura, tapi seiring situasi membaik, pantai ini mulai ramai lagi dikunjungi masyarakat.
Untuk menuju kesana, dari Jayapura memakan waktu sekitar 15 menit perjalanan dengan jarak 8 km dari kota jayapura dan 45 km dari sentani. Suasana pantai yang begitu indah dan tenang. sehingga anda bisa melakukan berbagai aktivitas, antara lain berenang, mengelilingi pantai dengan perahu, dan memancing serta menyelam. Bagi yang berkunjung ke kota Jayapura, jangan hanya datang untuk menonton PERSIPURA doang yah. Coba juga untuk berkunjung ke tempat wisatanya, seperti pantai Base-G ini.

Rabu, 25 September 2013

Abon Gulung khas Manokwari

Manokwari, sebuah kota di Provinsi Papua Barat yang letaknya tepat di Kepala Burung pulau Papua. Kota ini tidak terlalu luas seperti kota-kota besar lainnya yang ada di Pulau Jawa. Namun meskipun begitu, Manokwari memiliki banyak sekali keunikan-keunikan yang mungkin saja tidak akan kita jumpai di kota-kota lain. Letak kota ini sangat dekat dengan laut tetapi posisinya pun berada didaerah perbukitan sehingga bisa kita bayangkan bagaimana keindahan panorama alam yang ada disana ? Hehehe…







gambar kota Manokwari








Selain menawarkan panorama alam yang sangat indah bagi para pengunjung yang datang, Manokwari juga punya loh oleh-oleh khas yang bisa kita bawa pulang jika kita berkunjung kesana. Khusus bagi teman-teman pecinta kuliner, abon gulung khas manokwari jangan sampai terlewatkan. Makanan berbentuk gulungan roti yang ditaburi dengan campuran abon berbagai macam rasa ini merupakan salah satu kuliner makanan khas yang ada di Manokwari. Selain memberikan sensasi rasa yang nendang dilidah, akan sangat rugi jika kita sampai tidak mencobanya saat kita kesana. Pasalnya makanan yang satu ini tidak sama seperti makanan khas lainnya yang dapat kita temui dibanyak tempat. Abon gulung ini cuma ada di Manokwari dan tidak akan pernah kita jumpai dijual ditempat manapun. Gak percaya kan? Tapi emang begitu kenyataannya :-D. Menurut beberapa teman saya nih yang kebetulan asli dari sana, abon gulung ini sebenarnya belum terlalu lama hadir di Manokwari sebagai oleh-oleh khas bagi para pendatang yang mampir kesana. Makanan produksi Hawai Bakery ini sejatinya baru mulai ada di Ibu kota provinsi Papua Barat itu dalam kurun waktu satu dekade belakangan ini. Namun jangan salah meskipun usianya yang masih belum terlalu lama, abon gulung ini sudah cukup terkenal bahkan permintaan orderannya sudah sampai ke luar Pulau Papua. Makanan ini bentuknya bulat dan agak memanjang, ya namanya saja digulung pastilah ya hehehe.. Jika teman-teman pernah memakan risoles atau sejenisnya, abon gulung ini bentuknya mirip seperti itu.



                                                       gambar abon gulung

Ukurannya pun lumayan gede loh, jika teman-teman baru hanya melihat bentuknya dari gambar yang ada disini, jangan kaget kalau suatu saat nanti bertemu dengan abon gulung Manokwari yang asli :-D. Karena ukurannya itu, tidak heran jika kita akan langsung kekenyangan meskipun baru menyantap 2-3 gulungan saja. Rasanya pun bervariasi, mulai dari rasa daging sapi, ayam, coklat, hingga keju pun ada. Lelehan-lelehan coklat didalam gulungan roti abon pun menambah rasa gurih saat kita memakannya. Bagi teman-teman yang belum pernah nyoba sepertinya harus mulai mikir-mikir lagi deh bagaimana cara agar bisa mendapatkan roti abon ini ;-). Karena selain enak dimulut, kandungan gizi didalam roti abon ini juga sangat baik loh buat tubuh kita. Misalnya campuran abon yang berbahan dasar daging sapi ini, mempunyai kadar protein 18gr, lemak 10,6gr, karbohidrat 59.3gr, kalsium 150mg, fosfor 209mg dan berbagai macam jenis vitamin di setiap 100gram abon sapi. Belum lagi ditambah dengan kandungan gizi ditiap campuran abon jenis lain. Roti yang terbuat dari tepung juga mempunyai kadar karbohidrat yang sangat baik untuk memberikan tenaga dan kekebalan untuk tubuh kita.[Sumber Info-Sehat.com].

Sangat bermanfaat kan? Nah, jika dalam waktu dekat ada teman-teman yang berkesempatan berkunjung kesana, alamat pembuatan abon gulung ini berpusat di Jalan.Jendral Sudirman no.100 Manokwari. Tapi bagi mereka yang mungkin hanya bisa singgah/transit di Manokwari dengan menggunakan Pesawat Udara, di Bandara Rendani (Nama Bandara di Manokwari) terdapat cabang khusus yang dibuka Hawai Bakery bagi mereka yang ingin mendapatkan abong gulung tapi tidak mempunyai waktu lebih untuk mengunjungi pabrik pembuatannya di Jalan.Jendral Surdirman no.100 Manokwari.



Untuk urusan harga dijamin terjangkau, seporsi abon gulung yang isinya terdapat 3 gulungan roti abon hanya dihargai 10ribu rupiah. Gimana, murah kan? Mengenyangkan dan juga menyehatkan loh hehehe.. Tapi biasanya bagi kebanyakan orang yang berkunjung kesana dan ingin menjadikan abon gulung sebagai oleh-oleh, mereka membelinya per box yang didalamnya terdapat kurang lebih 10 gulungan roti abon. Harganya bisa agak murah dibanding dengan kita membeli per porsi. Trus bagaimana dong jika belum sempat kesana? Tenang, ini saya kasih nomer teleponnya biar bisa langsung di order. Paling teman-teman yang berminat hanya perlu mengeluarkan biaya lebih diluar harga abon gulung untung ongkir (ongkos kirim) barang hehehe… Soal kualitas rasa saya jamin deh gak bakalan nyesal teman-teman nyobain abon gulung ini.Yang mau order bisa langsung kontak ke nomer telepon (o986) 232389. Itu nomer telepon untuk pusat pabrik pembuatan abon gulung yang ada di Jalan.Jendral Sudirman no.100 Manokwari. Jadi tunggu apalagi ? :-D

Sabtu, 21 September 2013

Ikan Asar





Ikan asar....

Pernah makan? kalau belum, pernah lihat nggak? baik itu lihat secara langsung atau lihat di media-media seperti media cetak, televisi, maupun internet? kalau belum, sa disini mencoba untuk mengenalkan apa itu ikan asar.

 Ikan asar itu merupakan ikan mentah yang dimasak melalui proses pengasapan. Ya, namanya juga pengasapan pasti masaknya hanya mengandalkan asap dari bara api yang menyala. Orang-orang yang belum terbiasa dengan sebutan ikan asar terkadang menyebutnya sebagai ikan asap.

Ikan yang paling sering digunakan untuk dijadikan ikan asar di Jayapura adalah ikan ekor kuning dan ikan asar. Kedua jenis ikan ini sudah menjadi favorite dikalangan masyarakat sehingga paling sering digunakan untuk proses pembuatan ikan asap.
Teknik dan proses pembuatan ikan asar terbilang cukup mudah, ikan mentah yang sudah dibersihkan cukup dilumuri dengan perasan air jeruk nipis agar menghilangkan bau amis. Kemudian ikan ditusuk menggunakan sejenis tusuk sate tapi ukurannya agak besar. Setelah itu ikan ditaruh diatas bara api yang nyalanya tidak terlalu besar (hanya menggeluarkan asap). Untuk menaruhnya dapat menggunakan panggangan ikan bakar tapi dengan jarak yang agak jauh sehingga ikan ini cuma terkena asap dari bara api.
Untuk menunggu matang, waktu yang diperlukan biasanya berkisar antara 8-10 jam tergantung dari besar kecilnya ikan yang diasar. Makanya kebanyakan penjual ikan ini disana lebih memilih membuat ikan asar pada malam hari, dan kemudian hasilnya akan dijual ke pasar pada pagi harinya. Untuk ukuran harga, ikan asar di Jayapura dijual antara 50rb-75rb rupiah per satu ekor ikan. Semua itu kembali lagi ke besar kecilnya ukuran ikan yang mau kita beli.
Ikan asar dibuat tanpa campuran bumbu penyedap apapun, sehingga pada saat sudah jadi rasa asli dari ikan masih tetap terjaga. Ikan asar yang sudah jadi biasanya akan dimasak lagi bersama bumbu penyedap lainnya untuk dapat dikonsumsi. Rasanya gurih dan khas seperti kita memakan ikan yang dibakar tapi dengan versi yang agak berbeda hehehe..
Biasanya ikan ini dimasak dalam bentuk kuah kuning, disaus, dan disantan, tergantung selera kita. Khusus untuk masyarakat di Jayapura biasanya disajikan dimeja makan dengan ditemani Papeda.

Kandungan protein dalam ikan cakalang maupun ikan ekor kuning sangat tinggi, sangat baik untuk keperluan gizi sehari-hari kita. Mineral didalam ikan air laut juga sangat mudah untuk dicerna tubuh manusia dibanding mineral yang berasal dari kacang-kacangan.
Sangat berguna kan? Nah, jadi kalau ada diantara teman-teman yang berkunjung ke Papua khususnya di Jayapura, jangan lupa pulang membawa oleh-oleh ikan asarnya. Dijamin enak dan segar saat kita menyantapnya.
Semoga bermanfaat ya, tetap cinta kuliner khas nusantara