Senin, 05 Januari 2015

When I'm in 6115

       Bisa dibilang hadiah terindah yang saya dapatkan adalah kesempatan untuk menghirup nafas dalam-dalam dan mengeluarkannya bersama jutaan partikel-partikel minus yang didalam hidupku. Kali ini aku masih berkesempatan untuk merayakan “tahun baru” dimana hanya aku dan sang pencipta saling berbagi asa dan harapan. Kesempatan ini hanya terjadi sekali dalam setahun, dan saat ini aku masih termasuk dalam orang-orang yang harus menggelar tradisi ini manakala beberapa orang telah dipanggil untuk meninggalkan momen mereka dan menghadap Sang Bapa. 

        Sedih namun Gembira. Dua hal yang selalu tertanam ketika aku duduk dalam kekhusyukan dan melipat tangan sembari memejamkan mata menghadap kepadaNya. Setiap orang memiliki cara tersendiri untuk menghadapNya sesuai dengan ajaranNya melalui perantara- perantara, dan cara diatas tadi telah kupakai bertahun-tahun sejak aku mulai tersadar bahwa Dialah yang senantiasa masih menjadi pengharapanku.

       “Tahun baru” selalu menjadi dilema bagiku. Gembira karena masih diberi penambahan usia, namun disisi lain sedih karena kesempatan hidup kian berkurang. Aku dihadapkan pada situasi sedih ketika aku  mengingat hal-hal yang telah aku lewati dan semua itu telah  membentukku menjadi aku pada hari ini. Bisa dibilang akan ada banyak penyesalan dan caci maki yang terlontarkan kepada Dia. But wait,, yaaaaaaahhhh,, situasi itu cuma terjadi kalau aku hanya melihat sisi negatif yang secara manusiawi pasti akan sering muncul ketika aku memflash-backkan pikiranku. Dan ketika aku merenungkan lagi, masih banyak sisi positif dari  masa laluku yang bisa kupakai sebagai Capital for invest di masa depan untuk memperbaiki itu semua dan mencapai apa yang menjadi janjiNya bagiku. Hal itu yang selalu membuatku Gembira dan tidak kehilangan pengharapan serta impian, seperti yang tertulis dalam Luke 21:18-19 yang berbunyi:

“But there shall not an hair of your head perish
In your patience possess ye your souls”


Minggu, 04 Januari 2015

Babi dan Nangka

Suatu hari pace Lalo ini dari kampung mau menuju di kota untuk jual barang yang ada dalam dia pu karong.  Pas begini ada angkot lewat, lalo ini kasih berhenti angkot. Pace kondektur tanya "bapa, mau ke kota kah?" pace Lalo jawab "io anak, sa mau ke kota mau jual dalam karung ini". Trus kondektur tanya lagi  “itu barang apa pu besar skali sampe ko mau jual?" pace Lalo bilang “anak, ini sa bawa nangka!” Akhirnya mereka berangkat ke kota.

Pas ditengah perjalanan tiba-tiba penumpang-penumpang tutup hidung. Bapa supir suruh pace kondektur ini periksa barang apa yang bikin bau. Kondektur keliling-keliling tiba-tiba dia cium barang tra enak dari karungnya pace Lalo. Pace kondektur angkat bicara, “pace ko pu karung ini bau khas skali. Sebenarnya ko tra bawa nangka toh. Ko bawa babi toh?” Pace Lalo yang daritadi ketawa-  ketawa langsung jawab “siooo anak eh. Ko pu hidung sirbeh skali. Io memang sa ada bawa babi tapi dia pu nama itu Nangka karena dia pu poroh su besar kayak nangka.”  

 Haahahahahahaaaaaaaa!!!!!!!

Ketika "Mereka" Berbicara

Hidup ini ibarat suatu siklus Akuntansi
Ketika kamu dihadapkan pada suatu Periode dalam hidupmu

Kesenangan dan kesedihan ibarat  Debit dan Kredit 
Dua elemen yang tak bisa dipisahkan

Ketika kau senang, sukacita ibarat kas yang bertambah
Namun manakala kau sedih, hal itu menjadi expense bagimu
 
Ketika kau mengucapkan sebuah janji manis yang tidak kau tepati 
Maka hal itu bagaikan hutang bagimu dan kewajibanmu harus melunasinya

Ketika seseorang lalai akan perbuatannya, maka tegurlah dia demi kebaikan
Laksana piutang yang memberikan manfaat antara engkau dengan orang tersebut

Ketika Tuhan menitipkan talenta kepadamu untuk mengembangkannya
Belajarlah untuk mengolah Modal tersebut menjadi suatu kebaikan

Kamis, 01 Januari 2015

LOOK AT IT! THIS IS 2015

Tepat setahun blog ndak pernah diupdate, terakhir update yang bisa kalian lihat pada postingan dibawah :D. Awalnya blog ini hanya untuk tuntutan tugas semata dan orientasinya lebih kepada pengenalan daerah, namun seiring waktu akhirnya bertransformer.. ehh maksudnya bertransformasi ke arah pribadi. Kalau mau dibilang ada juga unsur curhat-curhatan.. aihihiiiiiiiiii

Menulis itu memang membutuhkan sebuah niat dan inspirasi dan sayapun sering kehilangan niat dan inspirasi menulis hampir selama 2014 kemarin.  Yah mungkin karena kegiatan yang sangat mengasyikan ini sedikit teralihkan ke kegiatan yang cukup memakan waktu lainnya. Namun di tahun baru 2015 akan ada banyak waktu yang tersedia untuk menulis –menulis  yang namanya skripsi, jurnal, cerpen, renungan,  informasi organisasi, dan lain-lainnya. selain iu ada faktor “ehm” yang membuat sa kembali bersemangat menumpahkan pikiran keatas tombol keyboard. 
Berbicara tentang 2015, yang merupakan kelanjutan dari 2014 (you don’t say!), akan ada banyak peristiwa penting dalam resolusi yang akan sa lalui. Mulai dari ulang tahun, penentuan pembimbing dan judul, penyusunan tugas akhir (baca: skripsi), pengambilan sertifikat bahasa, wisuda (amin*), bertemu “calon maitua” (amin*), menentukan kelanjutan karir (amin*), menghadapi persaingan dalam Pasar Bebas ASEAN (AEC) 2015, dll ; ket: tanda * artinya “biar Tuhan yang menentukan” :D
Hal yang dihawatirkan oleh setiap mahasiswa akhir akhirnya akan saya rasakan meskipun terbilang agak telat jika melihat beberapa teman ada yang sudah memulai persiapan untuk ujian meja. Dala menikapi hal itu saya berserah kepadaNya untuk memperlancarkan proses penyusunan dan memampukan sa untuk terus semangat dalam bekerja #DoaDalamCurhatan
Mengenai pasar bebas ASEAN, walaupun segelntir orang tidak mengganggapnya sebagai suatu persoalan, namun bagi sa biarlah itu menjadi satu pemacu untuk meningkatkan kualitas dan  menunjukkan bahwa sa bisa berperan dalam menghadapi 2015, seperti pengharapan yang tertulis dibawah

"sebab Aku mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada padaKu mengenai kamu, demikianlah firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan” (yer 29:11)